Bagikan informasi tentang POP SUPERNASA Kecil (Meningkatkan Unsur Hara Tanah) kepada teman atau kerabat Anda.
Daftar Isi
POP SUPERNASA merupakan salah satu produk pupuk organik padat yang diproduksi oleh PT. Natural Nusantara (NASA). Pupuk SUPERNASA berfungsi sebagai pembenah tanah atau lebih dikenal dengan sebutan starter kesuburan.
Pupuk Nasa “SUPERNASA” secara khusus diformulasikan dari bahan-bahan organik (alami). Pupuk SUPERNASA sangat bermanfaat untuk memperbaiki kerusakan tanah baik secara khemis (menyediakan semua unsur hara esensial bagi tanaman), fisik (menggemburkan), maupun secara biologis (membantu perkembangan mikroorganisme tanah bermanfaat bagi tanaman).
Penggunaan pupuk Nasa “SUPERNASA” dapat mengurangi jumlah penggunaan pupuk NPK kimia (SP-36, Urea, dan KCI) sehingga sangat aman untuk tanaman, hewan ternak, mikroorganisme di dalam tanah, dan lingkungan.
Unsur hara merupakan nutrisi penting yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Semua makhluk hidup membutuhkan makanan dan nutrisi untuk tumbuh dan berkembang. Begitu pula dengan tanaman agar dapat tumbuh dengan sempurna. Salah satu unsur penting yang dapat menjadikan tanaman tumbuh subur adalah unsur hara.
Agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, tumbuhan memerlukan nutrisi penuh dan tingkat kesuburan tanah yang hanya bisa diberikan oleh unsur hara. Pemberian pupuk organik cair maupun padat pada tanaman, secara otomatis akan meningkatkan unsur hara di dalam tanah.
Di dalam tanah sejatinya sudah terkandung unsur hara, namun adanya air hujan dan pupuk kimia sering kali membuat unsur hara di dalam tanah ini menghilang. Apabila ingin sukses dalam bercocok tanam, sebaiknya Anda mulai memperhatikan struktur tanah yang akan dijadikan lahan pertanian. Tak hanya itu, Anda juga harus dapat mengukur seberapa banyak kandungan unsur hara dan zat lain yang menjadi makanan bagi tanaman.
Sekarang ini justru banyak tanah yang semakin tandus dan gersang dari waktu ke waktu dikarenakan oleh banyaknya penggunaan pupuk kimia dan juga tidak dirawatnya tanah pada lahan pertanian. Unsur hara digolongkan menjadi 2 yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro.
Unsur hara makro adalah unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang besar meliputi Nitrogen, Kalium, Fosfor, Magnesium, Sulfur, dan Kalsium. Unsur hara makro sangat dibutuhkan tanaman agar pertumbuhan dan perkembangannya menjadi sempurna. Unsur hara makro ini ada di dalam kandungan pupuk anorganik seperti pupuk Urea.
Sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Bukan berarti tidak penting, tetapi dalam jumlah kecil tersebut justru sangat dibutuhkan untuk proses perkembangan pertumbuhan dan keberlangsungan dari hidup tanaman. Jika tidak ada unsur hara mikro, tanaman tidak dapat berbunga dengan sempurna. Unsur hara mikro terdiri dari Natrium, Besi, Tembaga, Seng, Boron, Molibdenum, Mangan, Nikel, Chlor, Kobalt, dan Silicone.
Sudah seharusnya tanah dijaga agar tidak menjadi tandus dan gersang sehingga dapat terus digunakan untuk budidaya tanaman sampai kapan pun. Unsur hara (nutrien) merupakan komponen di dalam tanah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Tanah yang baik adalah tanah yang dapat menyediakan unsur-unsur hara yang dapat menjadi makanan bagi tanaman.
Tanpa komponen unsur hara yang lengkap, tanaman tidak bisa tumbuh dan berkembang dengan sempurna. Pertumbuhan tanaman pertanian yang tidak baik akan berdampak tidak baik pula bagi petani. Banyak tanaman pertanian yang tidak tumbuh dengan baik karena nutrisi di dalamnya telah menghilang dan hal tersebut sangat merugikan bagi petani.
Bahan organik dalam tanah biasanya ditemukan pada permukaan tanah tetapi tidak dalam jumlah yang besar, hanya sekitar 5 % saja. Walaupun demikian, sangat besar pengaruhnya terhadap sifat tanah dan pertumbuhan tanaman. Adapun manfaat bahan-bahan organik tersebut adalah sebagai granulator yaitu untuk memperbaiki struktur tanah.
Tanah sebagai sumber unsur hara akan menghidupkan mikroorganisme yang berfungsi sebagai kesatuan dari tanaman. Kemampuan tanah untuk menahan air akan menjadi lebih lama dan kemampuan untuk menahan unsur hara di dalam tanah menjadi lebih tinggi, serta merupakan sumber energi bagi mikroorganisme.
Hasil fotosintesis merupakan sumber bahan organik tanah yang paling utama. Hasil fotosintesis yaitu bagian atas dari tanaman seperti daun, duri dan sisa tanaman lainnya seperti rumput, gulma dan limbah pasca panen. Semua itu terjadi karena ada peran dari mikroorganisme di dalam tanah.
Pemupukan adalah tindakan untuk memberikan tambahan unsur-unsur hara pada lahan pertanian. Pemupukan dapat diberikan secara langsung dan tidak langsung. Pemupukan dapat memberikan bahan makanan dan nutrisi pada tanaman. Tujuan pemupukan adalah untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah agar tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tumbuh kembangnya tanaman.
Tanaman diberi pupuk karena tanah kekurangan unsur hara. Jika kekurangan unsur hara, pertumbuhan tanaman akan terhambat walau sudah dilakukan penyiangan karena bersaing dengan gulma. Anda bisa meningkatkan hasil panen dengan hasil pertambahan pertumbuhan pada saat daur ulang.
Hal ini bermanfaat untuk mengatur ketersediaan unsur hara secara alami. Karena kebutuhan tiap unsur hara masing-masing tanaman berbeda, jika lahan pertanian ditanami jenis tanaman yang sama maka jumlah unsur hara di dalam tanah menjadi tidak seimbang. Penyebab lainnya adalah karena adanya satu unsur yang diserap secara terus menerus, sedangkan unsur lainnya tidak diserap dan menumpuk. Sangat penting menjaga unsur-unsur hara tersebut tetap seimbang.
Pupuk organik atau pupuk yang dibuat dari sisa-sisa mikroorganisme atau organ hewan dan tumbuhan, sedangkan pupuk kimia dibuat melalui proses pengolahan oleh manusia dari bahan-bahan kimia. Pupuk kimia terbuat dari kandungan bahan yang sudah diperhitungkan takarannya. Sementara pupuk organik sulit sekali untuk ditentukan isinya karena petani tidak mengetahui komposisi dari pupuknya.
Walaupun mempunyai kekurangan, pupuk organik mempunyai kelebihan lain, yaitu dapat memperbaiki kondisi fisik tanah karena membantu pengikatan air secara efektif. Pupuk organik mencakup semua bahan yang dihasilkan dari makhluk hidup, seperti kotoran hewan, kompos, dan sisa-sisa sayuran. Kotoran hewan merupakan limbah yang sering kali menjadi permasalahan bagi lingkungan karena baunya yang tidak sedap dan mengganggu kebersihan.
Pada umumnya material pupuk dapat berupa bahan-bahan yang berasal dari alam atau organik, tetapi bisa juga non organik. Pupuk dan suplemen tanaman adalah dua hal yang berbeda. Pupuk mengandung bahan-bahan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sementara suplemen tanaman biasanya digunakan untuk kelancaran proses metabolismenya saja. Namun, tidak jarang pupuk buatan yang dibuat dengan campuran berbagai bahan pembuatan suplemen.
Pupuk alam adalah pupuk yang diperoleh secara langsung dari alam. Contohnya, fosfat alam, pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos. Jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung di dalam pupuk alam sangat bervariasi. Oleh sebab itu, sebagian pupuk alam dapat dikatakan sebagai pupuk organik karena merupakan hasil proses dekomposisi dari material makhluk hidup seperti, sisa tanaman, kotoran ternak, dan lain-lain.
Manfaat penggunaan pupuk organik terbukti mampu meningkatkan produktivitas tanah secara berkepanjangan karena pupuk organik menjadikan tanah sebagai sarana sekuestrasi karbon. Nutrisi yang dihasilkannya pun dapat meningkatkan keanekaragaman hayati tanah dengan menyediakan bahan untuk nutrisi mikro bagi jamur tanah yang dapat membantu tanaman menyerap nutrisi.
Tanah subur dapat diketahui dengan melihat ketebalan dari humus yang merupakan kandungan dari dalam tanah. Semakin tebal humusnya, tandanya tanah tersebut semakin kaya akan bahan organik dan unsur hara sehingga tanaman dapat menyerap zat dari unsur hara sebagai bahan baku tanaman untuk melakukan proses fotosintesis.
Ketersediaan humus juga merupakan tanda bahwa sistem aliran air (irigasi) dari lahan sekitar yang baik. Lapisan humus yang tebal mampu meningkatkan daya serap tanah terhadap air, dikarenakan struktur lapisan humus memiliki rongga sehingga memungkinkan air untuk masuk lebih banyak. Tanah yang baik juga harus mempunyai tingkat keasaman yang seimbang.
Menurut data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2016 Indonesia memiliki luas lahan pertanian (sawah) sekitar 8,18 juta hektar. Lahan pertanian tersebut terdiri dari lahan sawah irigasi seluas 4,78 juta hektar dan lahan sawah non irigasi seluas 3,40 juta hektar.
Luas lahan pertanian mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 1,16% atau sekitar 100 ribu hektar. Peningkatan ini merupakan hal positif apabila diikuti dengan peningkatan produktivitas tanamannya. Produksi pangan dikatakan akan terus meningkat jika sejalan dengan peningkatan luas lahan dan produktivitasnya. Oleh karena itu, pemerintah menerapkan sistem pertanian organik sebagai jalan untuk memperbaiki produksi pangan di Indonesia.
Tidak hanya itu, sistem pertanian organik juga bertujuan untuk memperbaiki kualitas tanah pertanian yang sudah tercemar akibat penggunaan pupuk kimia secara berlebihan. Luas lahan kering di Indonesia pada tahun 2016 terhitung jauh lebih besar dengan total 16,5 juta hektar. Luas lahan tersebut meliputi lahan ladang 5 juta hektar dan lahan tegalan 11,5 juta hektar.
Luas lahan kering tersebut telah mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 17 juta hektar. Lahan kering umumnya terbentuk karena topografi dan akses air yang sulit dan terbatas, sehingga tidak cocok untuk ditanami padi yang identik memerlukan air yang banyak. Dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat, tantangan yang dihadapi di masa mendatang tidak hanya terbatas pada upaya peningkatan produksi saja, tetapi juga harus mempertimbangkan kelangsungan kelestarian lingkungan.
Tantangan ini dijawab dengan menerapkan sistem pertanian organik pada lahan yang belum dimanfaatkan. Sistem pertanian organik yang memiliki prinsip tidak hanya memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi pangan namun tetap menjaga kelestarian lingkungan menjadi solusi bagi negara Indonesia ini.
Untuk mengubah pertanian menjadi pertanian organik memang membutuhkan waktu yang lebih lama dan membutuhkan konsistensi, namun semua itu bisa dilakukan secara intens. Dengan demikian Indonesia akan menjadi negara yang lebih baik dalam hal pangan dan kelestarian lingkungannya.
Ada 3 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu faktor tanah, faktor iklim, dan faktor tanaman itu sendiri. Pertumbuhan merupakan hasil interaksi akhir dari berbagai proses fisiologis. Untuk mengetahui mengapa pertumbuhan tanaman berbeda pada beberapa lingkungan dan perlakuan terhadap tanaman itu sendiri, diperlukan proses fisiologis.
Sebagai media tumbuh dan penyedia unsur hara bagi pertumbuhan tanaman, kapasitas tanah relatif terbatas dan sangat tergantung dari sifat dan ciri tanah tersebut. Peranan tanah sangat penting sehubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu untuk pengaturan suhu tanah, air tanah, dan udara tanah.
Berdasarkan peranan tersebut, sifat fisik tanah (sifat kimia dan sifat biologi tanah) menjadi faktor penentu kualitas tanah di antara beberapa faktor lainnya, seperti kandungan bahan organik, kesuburan tanah, dan tekstur tanah.
Pupuk Organik Nasa “SUPERNASA“ berfungsi sebagai pembenah tanah atau yang lebih dikenal dengan “Starter Kesuburan” sangat berperan dalam meningkatkan unsur hara tanah demi tercapainya peningkatan hasil produksi panen yang berkualitas dan ramah lingkungan.
Produk Nasa “SUPERNASA” bermanfaat untuk memperbaiki kerusakan tanah baik secara fisik, khemis, maupun biologis. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini adalah fungsi utama dan fungsi lain dari pupuk SUPERNASA :
Pupuk Nasa “SUPERNASA” terbuat dari bahan-bahan organik alami yang diformulasikan secara khusus, sehingga aman digunakan sekaligus ramah lingkungan. Berikut adalah kandungan di dalam pupuk Nasa “SUPERNASA” :
N = 2,67%, P205 = 1,36%, K = 1,55%, Ca = 1,46%, Mg = 0,4%, Cl = 1,27%, S = 1,43 %, Mn = 0,01%, Fe = 0,18%, Cu < 1,19 ppm, Zn = 0,002%, Na = 0,11%, Si = 0,3%, Al = 0,11 %, NaCl = 2,09%, SO4 = 4,31%, C/N ratio = 5,86%, PH = 8, Protein = 16,69, Lemak = 0,07%, Karbohidrat = 0,01%, mengandung Fulvat dan asam Humat.
Catatan :
Untuk pemakaian bersama POC NASA, pupuk Nasa “SUPERNASA” hanya diberikan (disiramkan) satu kali sebelum penanaman sebagai pupuk dasar.
Pupuk Nasa “SUPERNASA” sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup tanaman pertanian demi tercapainya peningkatan hasil produksi panen baik secara kualitas maupun kuantitas sekaligus ramah lingkungan. Dilihat dari segi manfaatnya, harga pupuk organik Nasa tergolong sangat terjangkau.
Dapatkan produk pertanian pupuk Nasa ”SUPERNASA” hanya dari distributor resmi PT. Natural Nusantara (NASA).
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
Belum ada ulasan untuk produk POP SUPERNASA Kecil (Meningkatkan Unsur Hara Tanah)